Welcome

Welcome to my IT blog ... :) Fun and more fun together ... :D

Senin, 10 Januari 2011

Data Recovery & Hard Disk Klenik

Data Recovery & Hard disk Klenik

Melihat thread problem mengakses data dari hard disk dan flash disk bertebaran di sana sini (memangnya bintang di langit.......), saya buat thread satoe ini chusus membahas cara menyelamatkan data SEBATAS tidak membahayakan kondisi datanya sendiri.

Thread dibuat sekedar memberikan "simple solution" menghadapi kasus sederhana yang dapat diselesaikan sendiri oleh pemilik dan bukan kondisi dimana kerusakan meliputi level firmware dan kerusakan fisik hard disk yang sedikit kesalahan saja dapat membahayakan data.

Untuk kasus yang sulit dan memang datanya SUNGGUH penting, saya sarankan menghubungi saya via PM menyangkut biaya premium data recovery.

Thread ini dibuat tidak dengan maksud mengarahkan menjadi iklan, tapi sekedar diskusi mengenai cara2 menyelamatkan data di hard disk saja. Bagi yang baru saja bergabung, anda tentu dapat mengetahui Track History saya di bidang hard disk dan data recovery 

di forum CHIP :


http://forum.chip.co.id/search.php?d...&starteronly=1

http://forum.chip.co.id/search.php?do=finduser&u=72567

Di Kaskus :

http://www.kaskus.us/showthread.php?t=2252414

http://www.kaskus.us/group.php?groupid=2101

Ferry Suryakusuma
HDDStudio Data Recovery Center



Untuk kasus keruskan fisik yang tidak dapat ditangani menggunakan software based, Anda dapat mengirim hard disk tsb dengan paket via TIKI/JNE untuk proses data recovery ke salah satu recovery center kami di bawah ini


Menguji hard disk yang baru dibeli sebelum digunakan


ada saat kita pertama kali membeli hard disk (HDD deh biar pendek...), kita harus melakukan "format" agar OS kita mengenali HDD tsb. Nah sekarang timbul pertanyaan :

Quote:
Originally posted by Everyone in Everywhere :


HDD MESTI FULL FORMAT ATAU QUICK FORMAT SIH?
Wah....jawabannya bersifat bias nih...mengapa :

1. HDD tidak pernah 100% defect free ---> mau tidak mau harus diakui oleh pabrik (ingat bad sector sudah ada sejak dari pabrik disimpan di P-List)
2. Makin besar kapasitas HDD, makin besar resiko kerusakan saat produksi (density platter sangat tinggi)
3. Tanpa pemeriksaan yang tepat (walaupun melelahkan) resiko kerusakan data (bahkan kerusakan HDD) makin tinggi dan semakin cepat terjadi.

Q : Lalu bagaimana dong ? Full atau quick nih mestinya kalau memformat hard disk (terutama HDD baru beli)

A : Kalau anda sudah melalui prosedur pemeriksaan sector (menggunakan MHDD) dengan perintah SCAN, lalu ERASE dan WRITE ---> Quick Format cukup (apalagi untuk HDD hanya untuk OS - tidak ada data penting disana)

Q : Lah kalau HDD nya buat data ?? Gimana dong ? Full format HDD 250, 320 GB dst itu lama banget lho !!

A : Kalau HDD nya buat data : apakah anda berani mempertaruhkan data penting anda tanpa memiliki keyakinan bahwa hard disk itu benar2 sehat 100% ? (sebelum digunakan) ---> kalau anda berani silakan lakukan quick format via Windows atau utility lainnya.

Mengenai lamanya proses Full Format : Pengecekan dilakukan terhadap seluruh surface platter ---> memastikan tidak adanya bad sector only (bukan pengecekan respons time per sector seperti yang dilakukan MHDD)

Quick format : tidak melakukan pengecekan terhadap surface, yang dilakukan hanya menulis kode MBR dan MFT (disesuaikan dengan file system yang akan digunakan pada HDD tsb (NTFS, FAT32 atau lainnya) ----> jika HDD belum dicek sectornya, resiko makin tinggi....

Q : Jadi bagaimana cara yang tepat untuk melakukan format...>.< duhh...jadi bingung nih....

A : Jika anda berniat menggunakan HDD untuk menyimpan data penting atau "penting", lakukan prosedur sbb :

1. Boot PC anda dengan floppy MHDD atau CD MHDD. cukup satu hard disk saja yang dipasang (yg akan diperiksa)
2. pada prompt MHDD, tekan F4 dua kali....biarkan MHDD melakukan scanning terhadap seluruh surface HDD agar terlihat respons sectornya....

blok berwarna putih-abu2 (layer 1, 2 3) menunjukkan bahwa sector tsb sehat dengan respons time yg cepat (<50 milisecon)

blok berwarna hijau-coklat-merah (layer 4, 5, 6) menunjukkan bahwa sector tsb mengalami respons tiome yang lambat (degradasi kualitas). Semakin ke bawah, degradasi nya semakin parah

kode X muncul : berarti ditemukan bad block - sector yang rusak/bad sector

Kode lain2nya dapat anda lihat dari table bad sector di thread : http://hddstudio.net/forum/showthread.php?t=97

3. Jika hasil pengecekan oleh MHDD tidak menunjukkan adanya gejala degardasi/kerusakan ---> lakukan perintah ERASE mulai dari sector 0 sampai sector terakhir yang terbaca oleh MHDD

MHDD>ERASE

4. Setelah proses erase selesai : lakukan writing test :

MHDD>CLEARMBR

5. setelah test ini semua selesai, silakan quick format HDD anda....



Tools standard yang digunakan :

Diagnostik :
1. MHDD versi 4.6 untuk analisa surface sector hard disk
2. MHDD versi 4.5 untuk analisa struktur firmware
3. Victoria versi 3.52 (Russian/English) untuk analisa respons mekanik head assembly

Data Recovery :
1. Recuva (http://www.recuva.com)

Dalam daftar software yang akan digunakan di thread ini, saya usahakan sebisa mungkin yang freeware.

Firmware operation







Artikel :

Saya rasa tidak semua orang mengalami kerusakan hard disk atau kehilangan data, tapi tidak ada salahnya saya ceritakan disini, bagaimana sebenarnya sebuah bidang yang masih jarang ditekuni ini.

Data recovery = Penyelamatan data


Didefinisikan khusus menyangkut sebuah tugas/pekerjaan untuk menyelamatkan data (pada umumnya) atau sebuah system berikut OS dan aplikasinya (pada khususnya) dari berbagai macam media penyimpanan data.

Media penyimpanan data ini dapat berupa segala macam, misalnya :

Hard disk
form factor : 5.25". 3.5". 2.5", 1.8" dan 1.0"

Form factor 5.25" sudah nyaris musnah, dan tidak digunakan lagi saat ini.

Form factor 3.5" merupakan paling umum, mencakup hard disk SCSI (Small Computer System Interface, baca : scuzzy), SAS (Serial Attached SCSI), SATA (serial ATA, baik versi 1 atau versi 2) dan PATA (Paralel ATA). Hard disk 3.5" ini juga digunakan untuk external drive seperti WD MyBook, Seagate Free Agent Desktop

Form factor 2.5" (berupa PATA/IDE maupun SATA) banyak digunakan di notebook, laptop dan netbook. Model ini juga yang digunakan pada external drive portable seperti yang dijual oleh para produsen, misalnya WD Passport, WD Elements, Seagate Free Agent Go dan Maxtor One Touch.

Form factor 1.8" (berupa PATA/IDE maupun micro SATA) banyak digunakan pada notebook dengan bentuk fisik yang minimalis, misalnya Hp EliteBook. Belakangan hard disk jenis ini juga mulai beredar sebagai protable storage dan storage untuk device tertentu (iPod, Handycam dll).

Form factor 1.0" merupakan yang terjarang dalam dunia hard disk. Produsen yang paling banyak dikenal untuk jenis ini ialah Seagate dan Hitachi.

Flash Storage


Dapat berupa MMC, SD Card, Micro SD/Transflash, Memory Stick Duo Pro, USB Flash Disk, dan Solid State Disk.

Optical storage

Dapat berupa CD/DVD/BluRay Disc dan lainnya

Magnetic Tape

Dapat berupa tape DDS-1, DAT8 (DDS-2), DDS-3, DDS-4, DDS-5, DAT 70, DAT160, DAT320, LTO, Ultrium. Media ini paling rentan terhadap suhu yang berubah-ubah, dan gangguan medan magnet.

Perbedaan data recovery dan digital forensik


Keduanya nyaris identik, namun ada perbedaan mendasar untuk keduanya. Ciri utama digital forensik ialah pembuktian yang diminta oleh klien dalam bentuk report tercetak dan menganalisis lebih jauh mengenai apa saja yang terjadi dalam hard disk tsb selama berfungsi di tangan penggunanya, apakah terjadi pengubahan struktur data, penghapusan oleh pihak yang tidak berwenang dsb. Sedikit banyak, data recovery dibutuhkan dalam proses digital forensik, ketika menghadapi media storage yang error.

Segmen jasa data recovery


Para client yang membutuhkan jasa data recovery membentang mulai dari end user perorangan (home user), professional sampai dengan perusahaan dan lembaga pemerintah departemen/non-departemen. Dalam bentuk khusus, pekerjaan yang mengikat ke lembaga dan perusahaan, sebuah surat perjanjian "Non Disclosure Act" dan Privacy Act" wajib ditandatangani bersama di hadapan notaris untuk menjamin kerahasiaan data client secara tertulis.

Sebuah usaha di bidang data recovery di Indonesia, tidak dapat menentukan bentuk atau jenis media storage apa yang akan diterima dari kliennya. Bisa saja salah satu dari yang disebut di atas, bahkan tidak tertutup kemungkinan, yang belum saya sebutkan di atas.

Kesulitan utama muncul memang pada sebuah kondisi dimana media penyimpanan data telah mengalami kerusakan fisik dan menyebabkan penyelamatan data menjadi lebih sulit dan peluangnya nyaris mencapai kemungkinan <10%.

Research & Development


Sebuah perusahaan data recovery harus tetap up to date menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi storage dari masa ke masa. Seluruh hasil Litbang ini harus didokumentasikan dan dijadikan referensi pekerjaan lanjutan. Beberapa teknik yang valid saat ditemukan awalnya, mungkin saja akan tidak valid beberapa lama kemudian. Riset yang terus menerus diperlukan untuk ini. Sebgai contoh ialah penyelesaian kasus di hard disk vendor Seagate dan Samsung yang semakin advanced dan menggunakan terminal command untuk perbaikan firmwarenya.

Di sisi para developer hard disk, teknologi yang digunakan semakin kompleks karena semakin tingginya kebutuhan density platter. Saat ini diperkirakan density platter di laboratorium produsen hard disk telah mencapai 600 Gbit/inch sq. Hal ini menyebabkan juga kompleksnya pemrograman firmware yang digunakan oleh hard disk.

Saya berusaha terus up to date, menyesuaikan perkembangan teknologi storage terbaru, paling tidak sesuai dengan pangsa pasar di Indonesia.

Proses dan alur kerja sebuah kasus.

Dari statistik yang berhasil diolah sepanjang 2008-2009 sebagai pembanding, ditemukan bahwa tingkat kerusakan tertinggi (mencapai90%) terjadi pada hard disk dengan interface SATA produk-produk terbaru. 50% dari klien yang mengalami kerusakan didominasi oleh kapasitas 80 GB, 25% kapasitas 160 GB dan 25% lagi merupakan variabel antara 250 GB - 1 TB.

Dari distribusi vendor, Seagate (dan Maxtor by Seagate) sepanjang 2008-2009 menyumbang 40% dari total seluruh klien yang masuk. Di peringkat kedua ialah Fujitsu, di peringkat ketiga ialah Western Digital

Berdasarkan form factor, 3.5" desktop memiliki 70% dari total kerusakan. 30% dimiliki oleh 2.5" dan 1.8"

Tentu saja, ini semua adalah statistik kasar dan tidak dapat dijadikan tolok ukur seluruh kerusakan yang terjadi.

Berdasarkan kondisi kerusakan, dapat dibagi menjadi :

1. Kerusakan fisik (head clicking/knocking) dan PCB short circuit/terbakar, akibat terjatuh, benturan dll
2. Kerusakan firmware/Service Area
3. Kerusakan bad sector logic maupun fisik
4. Kerusakan logical (infeksi virus, tabel partisi error, dan lainnya sebatas system)

Dalam beberapa hal, kerusakan yang terjadi dapat saja mencakup 4 kondisi tsb sekaligus dan menyulitkan proses penyelamatan data.

Khusus untuk kasus no.4 yang masih merupakan batasan logic sebuah system, maka caranya dapat diselesaikan dengan cara sederhana dan tidak memerlukan bantuan peralatan khsus.



Anda butuh sebuah hard disk lain yang telah terinstal OS baru dilengkapi software untuk data recovery. pastikan pula, hard disk memiliki free space yang cukup untuk menampung data yang akan diselamatkan. Boot system dengan OS tsb, dan hard disk yang datanya hilang/partisi error dapat anda scan dengan software recovery.

Software recovery yang dapat digunakan bervariasi, tapi yang paling umum digunakan ialah GetData Back dan OnTrack Easy Recovery.

Pastikan bahwa anda selalu menyimpan data hasil recovery di hard disk yang berbeda ! Jangan taruh di hard disk yang mengalami kehilangan data tsb.

Untuk kasus no.3 (bad sector)
, saya sarankan untuk melakukan cloning sector by sector terhadap hard disk yang error tsb. Jika proses cloning tidak berhasil dilakukan, berarti kerusakan sector yang terjadi melampaui batasn software dan dibutuhkan bantuan lain untuk melakukan proses cloning tsb. Dalam hal ini, yang digunakan sebagai software cloning ialah Norton Ghost dan CopyR.DMA.

Untuk kasus no.2
 Kerusakan firmware, sebagian dai kerusakan dapat diperbaiki dengan utility yang tersedia di beberpa situs. Tapi tidak semua kerusakan firmware dapat diperbaiki oleh software terkait. Hanya kerusakan tabel G-List atau SMART mmodule saja yang dapat diselesaikan, selebihnya memerlukan hardware atau perintah native khusus untuk memperbaiki firmware yang rusak tsb. Dalam hal ini, saya telah memberikan contoh untuk hotswap Maxtor Athena dan perbaikan translator di Seagate baracuda 7200.11 dan 7200.12 yang baru-baru ini terjadi.

untuk kasus no.1, harus dilakukan diagnosis hati-hati, karena kerusakan fisik dapat merusak firmware dan area translator data. Pada beberapa kasus terntetu di vendor tertentu, terbakarnya salah satu komponen di PCB akan merusak struktur SA dan magnetic head. Hal ini sering terjadi di Seagate dan Mastor original (sebelum akuisisi oleh Seagate)

Ketiga kasus di atas sering terjadi sekaligus. Sebuah hard disk yang terbentur, logikanya akan mengalami pergeseran titik awal head, sekaligus membuat pembacaan firmware menjadi error dan juga munculnya bad sector fisik akibat goresan dari benturan yang terjadi.

Kasus no.4 dan no.3 masih dapat ditangani selama akses ke hard disk tidak terganggu total oleh BIOS. Jika akses masih memungkinkan, anda dapat menggunakan softwate MHDD untuk melakukan remap (jika ditemukan bad sector tidak lebih dari 100 sector verturut-turut) atau menggunakan sebuah OS Live misalnya Linux Live CD dan melakukan penyelamatan data yang masih memungkinkan untuk diakses sebanyak-banyaknya. Hentikan proses copy paste jika terjadi gangguan yang berakibat system hang atau mengalami Blue Screen of Death, hal ini menunjukkan bahwa kerusakan sector yang terjadi melampau batas kemampuan akses program yang digunakan. Sector yang dimarking "bad" mungkin meruapakan kerusakan sector fisik atau tidak berfungsinya salah satu head. Diperlukan peralatan sejenis PC 3000 atau HRT untuk mengisolasi kerusakan fisik yang terjadi.

Reserved for Pics and download links

1. Maxtor One Touch, hard disk di dalamnya diletakkan saling berhadapan PCB nya = salah satu terbalik kan / Apakah bermasalah ? Tidak












2. Seagate FreeAgent Desktop/WD Mybook, hard disk dipasang berdiri ~ kabel SATA dan power nya di bawah.



http://rebootdaily.blogspot.com/2007...l-my-book.html

http://www.sigg3.net/b2perma.php?p=1185&c=1
http://www.instructables.com/id/Disa...gital-My-Book/

3. Buffalo NAS station, hard disk dipasang vertikal pada body samping.

http://buffalo.nas-central.org/wiki/...2_/_LS_Live_v2


Reserved for simplified FAQ

22.10.2009
Ada 2 kasus utama dalam data recovery :
1. Kasus fisik (error di level PCB, head knocking, rotor macet dan lainnya)
2. Kasus system (firmware error, bad sector ECC, partisi corrupt, dan lainnya) 

Kasus fisik (poin 1) tidak dibahas dalam thread ini karena sedikit kesalahan akan berakibat sangat fatal untuk keselamatan data.

Kasus data recovery level system, yang menyangkut error firmware, beberapa dapat diselesaikan oleh end-users, dan banyak lagi lainnya yang tidak mungkin diselesaikan tanpa bantuan alat khusus dan knowledge yang memadai menyangkut teknologi hard disknya.

Untuk bad sector, di thread ini hanya membahas bad sector ECC (bukan bad sector level fisik atau bad sector karena kerusakan tabel translator di firmware hard disk)

Untuk kerusakan partisi, mulai dari ntldr is missing, NTFS volume unmountable, error accessing disk, dan lainnya, dikategorikan sebagai simple data recovery.

Kenapa thread ini berjudul Data Recovery KLENIK ? 

Data Recovery, seringkali identik dengan sesuatu yang klenik, misterius, rahasia, dan tidak diketahui caranya oleh masyarakat umum. Padahal, tidak demikian. System penyimpanan data ialah struktur logis. Jadi analisa kerusakannya juga harus mengikuti alur logis, bukan magic - sulap dan klenik.

Ada sebuah pedoman umum yang harus dipahami sebelum melakukan data recovery. Bukan sekedar langsung memasang hard disk di PC dan menggunakan software tanpa mengetahui apa kerusakan yang sesungguhnya terjadi.

Tindakan yang salah, diagnostik yang dilakukan tanpa mengikuti standard akan mengacaukan proses penyelamatan data anda sendiri.

Kasus apa yang paling sering terjadi ?


Salah instalasi (default path C ternyata data malah diformat oleh instalasi Windows yang baru)

Lupa back up data di Desktop dan folder e-mail

Lupa back up data di C Program Files (ada beberapa software yang default save data di direktorinya sendiri - perhatikan ini)

Lupa back up multiple accounts Windows (dalam satu Operating system dibagi pakai oleh beberapa users, hanya 1 profile user yang datanya di back up, sisanya lupa)

Partisi corrupt tak dapat diakses ("Do you want to format it ?")

Memilih USB box/Hard disk portable


Demikian banyaknya merk USB Enclosure yang beredar di pasaran saat ini, bervariatif mulai model, harga, merk sampai garansi nya.

Bagaimana cara kita memilih USB Enclosure External untuk Hard Disk (1.8", 2.5", 3.5", 5.25") yang tepat agar sesuai dengan keinginan yang kita harapkan ?

Coba jawab dulu pertanyaan ini :

1. Berapa kapasitas hard disk yang akan anda gunakan ?
2. Apakah USB External itu akan bersifat mobile (dibawa kesana kemari) atau sbg file sharing (static di satu tempat) ?
3. Berapa kira-kira jam kerja yang akan digunakan untuk USB External tersebut ?
4. Fungsi External itu untuk apa ? Backup temporer atau Storage murni ??

Pilihannya sbb :

1. Jika kapasitas hard disk yang digunakan lumayan besar : > 250 GB (terutama SATA), pilihan utama ialah menggunakan 3.5" (kalau bisa carilah yang menggunakan kipas - jangan yang mengandalkan pasif cooling). Untuk hard disk IDE, pilihan lebih banyak ditentukan oleh kapasitas hard disk yang memang menentukan suhu pada saat penggunaan.

Pada kapasitas 40-320 GB, USB Box 3.5" merupakan solusi yang tepat. Jika kapasitas hard disk sudah melampaui batasan tsb, dan sampai saat ini demikian banyak hard disk yang beredar melebihi 320 GB ---> tidak ada pilihan selain membeli USB Box External 5.25" (yang memiliki kipas) atau 3.5" yang memang chipsetnya mendukung kapasitas > 320 GB (sebagai contoh USB box 3.5" Phillips, SOHOUSB dan LENOX) dan memiliki cukup system pelepasan panas yang mendukung (Thermaltake Silver River sbg contoh)

Beberapa chipset di merk2 tertentu, terkadang menyebabkan masalah pada kekacauan pendeteksian hard disk dengan kapasitas LBA 48 (>137 GB), hal ini yang sering menimbulkan pesan "Write Delayed Failed" pada status message Windows. hal lain yang sering dialami ialah kapasitas asli HDD tersebut tidak dikenali seutuhnya (200 Gb didetek sebagai 137 GB) walaupun menggunakan OS paling baru.

Pada kasus tertentu, beberapa merk USB Box External yang diujicoba mengalami kegagalan boot hard disk, artinya hard disk terdetek di Windows Disk dengan normal (model terdetek) tapi kapasitasnya 0 byte !

2. Jika HDD digunakan sebg storge yang benar2 mobile (dalam arti kata sesungguhnya : tiap hari dibawa pulang pergi rumah - kampus - kantor) : anda harus mempertimbangkan juga cara membawanya. selain memilih kapasitas dan model yang sesuai..

HDD 1.8" sangat praktis, begitu mungil dan gampang dimasukkan ke saku baju/celana...tapi di balik keunggulannya ini, kita melupakan satu hal : benturan sering terjadi, hujan, dll ----> bencana untuk USB box dan HDD nya....THINK ABOUT IT....

HDD 2.5" cukup praktis...beberapa merk USB box external menyediakan pocket dari kulit tiruan untuk melindungi box nya. Cuma perhatikan saat akan memasang hard disk tsb. HDD 2.5" memiliki braething hole (bbrp vendor spt Hitachi membuat "breathing hole di bagian atas) pastikan anda tidak lupa memasang bantalan penjaga jarak yang disediakan oleh vendor USB box yang anda beli (biasanya beruapa busa dengan double tape) Breathing hole ini diperlukan oleh HDD untuk melakukan sirkulasi panas agar menyebar di permukaan casing (karena 2.5" box tidak memiliki kipas untuk pendinginan)

Lupakan saja membeli USB box 2.5" yang tidak memperhitungkan jarak antara body HDD dengan casing USB box (kurang lebih 1-2 mm) : Anda cuma akan mengalami masalah yang tidak diduga nantinya : hang - lelet - error dll

Untuk HDD 3.5" : sebenarnya tidak praktis sbg "mobile" storage, mesti bawa2 adaptornya sekalian kemana-mana...tapi jika mobility anda dalam hal ini hanya dalam lingkungan kerja...pindah2 meja atau backup workstation tiap2 client di satu gedung ruang kerja ---> pilihan ini masih masuk akal.

Jika anda menggunakan HDD ini sbg file sharing (lewat jaringan di kantor atau kampus), pilihan akan lebih berat ke 5.25" model dengan kipas pendingin dan juga memiliki fungsi NAS (Network Attached Storage)

Salah satu yang sering digunakan ialah Maxtor One Touch Storage (walaupun lumayan mahal - produk ini masih jadi favorit), ada juga Thecus (lihat thread sebelumnya ttg NAS di forum ini)

3. Jika jam kerja HDD tsb tinggi : > 9 jam, anda sebaiknya memilih HDD 3.5" dengan USB box 3.5" atau malah 5.25" yang lumayan bagus (dilengkapi kipas dll). HDD memang akan lebih stabil jika jarang di on-off. Namun suhu juga harus diperhatikan : tidak boleh terlampau panas (apalagi tidak bisa direlease oleh Casing nya)

4.USB box sekali lagi...BUKANLAH SOLUSI YANG TEPAT UNTUK MEMBACKUP DATA2 PENTING ! Gunakan media optic untuk membackup data anda dan simpan di tempat yang aman. Selama data berada dalam system storage yang masih mengandalkan elektromagnetic dan mekanik (dalam hal ini : HDD & USB BOX nya), resiko failure tetap ADA.

Backup - backup - dan backup !!!
Reserved for vendor warning & fw updates

Reserved for vendor warning & fw updates

PCB/PCBA = Printed Circuit Board Assembly

Lebih dikenal sebagai board atau PCB saja dalam istilah sehari-hari. Komponen ini merupakan rangkaian sirkuit mikroelektronik yang unik dan kompleks dalam sebuah sub system microcomputer yang bertugas mengirimkan input sinyal listrik dari dan ke interface lainnya.

Hard disk sebagai salah satu sub system microcomputer, menggunakan PCB sebagai salah satu komponen utama guna menyalurkan sinyal dari dan ke interface Mainboard. Sinyal yang dikirimkan ini diolah sebagai data yang diterjemahkan dengan bantuan sebagian code programming (firmware) di microcontroller PCB.



PCBA (Printed Circuit Board Assembly) sebuah hard disk Western Digital



MCU (Main Controller Unit) = chip utama/processor

Unit logic ini, layaknya prosesor sebuah PC, mengatur skema inisiasi keseluruhan sub system hard disk. Pada beberapa model vendor tertentu, misalnya hard disk yang menggunakan chip Marvel seperti dalam contoh ini, MCU juga memiliki sebagian kecil kode programming yang unik untuk tiap batch produksi hard disk, disebut ROM. Teknologi ini biasanya disebut system on chip atau embedded programming.




ROM chip terpisah




VCM (Voice Coil Motor) Controller = IC Motor

VCM bertanggungjawab mengendalikan kecepatan rotor bearing penggerak platter dengan kecepatan optimal dan sesuai dengan spesifikasi dari firmware. Di tingkat perakitan, rotor sebuah hard disk tidak pernah benar-benar memiliki kecepatan tepat seperti yang disebutkan dalam white papernya.

Misalnya jika disebutkan spesifikasinya sebuah hard disk memiliki kecepatan 7,200 rpm, maka kecepatan rotor yang diuji agar optimal bisa jadi hanya 6,900 rpm. Jadi jangan kaget, selalu ada perbedaan hasil benchmark type dan tanggal produksi yang sama sekalipun.



Buffer memory chip

Komnponen ini yang mendeskripsikan cache sebuah hard disk : 2 MB, 8 MB, 16 MB, 32 MB sampai yang generasi terbaru 64 MB


Seagate/Maxtor (by Seagate) Baracuda Technology model 7200.11 

Firmware model : SD15/SD18/SD35/SD1A - MX15/MX18/MX35/MX1A

Capacity : 160 GB, 320 GB, 500 GB, 640 GB, 750 GB, 1 TB, 1.5 TB
Problem :
Error code verifier ----> BUSY status di MHDD
Translator problem ----> LBA size 0 di MHDD


Solusi :

Cara kedua untuk kasus 0 byte LBA di MHDD : (DISARANKAN HANYA UNTUK USER YANG SUDAH TERBIASA MELAKUKAN FIRMWARE FLASHING)

Kegagalan firmware reflashing di luar tanggung jawab siapapun
Buat rangkaian RS232 ke RX - TX :




Kabelnya dipasang pada posisi ini :

[ '''''''''''''''| |''''''''' ] [ .. ..] ----> Rx .. Tx
jangan pasang port Power dulu

Setelah RX TX sudah terpasang, POWER ON

Lalu LED pada RS232 akan menyala.

Panggil hyperterminal Windows, lalu pilih speed 384000 bps 8 N 1

Setelah inisialisasi di Hyperterminal, Tekan Ctrl + Z

Akan muncul prompt F3 T>

Pada prompt tsb, ketikkan :

F3 T> m0,2,2,0,0,0,0,22

Tunggu 15-30 detik sampai muncul pesan sbb :

Code:
Max Wr Retries = 00, Max Rd Retries = 00, Max ECC T-Level = 14, Max Certify Rewrite Retries = 00C8 

Max retries Wr = 00, Max Rd retries = 00, Max T-ECC Level = 14, Max certify Rewrite retries = 00C8

User Partition Format 10% complete, Zone 00, Pass 00, LBA 00004339, ErrCode 00000080, Elapsed Time 0 mins 05 secs 

User Partition Format 10% complete, Zone 00, Pass 00, LBA 00004339, ErrCode 00000080, Elapsed Time 0 mins 05 secs

User Partition Format Successful - Elapsed Time 0 mins 05 secs User Partition Successful Format - Elapsed Time 0 mins 05 secs
POWER OFF Lalu nyalakan lagi hard disk 7200.11 anda.

Ferry Suryakusuma
HDDStudio Data Recovery Center


DRAGONFLY2
 : WD10EADS-xxM2xx, .....

PCB : 2060-701640- 000 rev.
P1 : CPU Marvell 88i8945 - TFJ2,
Read/Write channel integrated inside cpu,
Combo Drive L7251 3.1.

Service Area Cyl. -192 - 1, SPT 1974

soft : HDDL.exe
*.ini file

Code:
super_on= 0000 45 0B 00 44 57 A0 80
SCT_smart_wr_log= 0000 D6 01 BE 4F C2 A0 B0
key sector 512 byte word 0 - action code, word 1 - function code, likusios byte parameter
pvz.
ram table nuskaitimui - ac-D, fc- D
service area cylinder nuskaitimas ac-C, fc-1, parameter: 2-3 word pvz.(-2cilndras FEFFFFFF), 4-5 word pvz.( nuo 1 sek. 0 galva 00000100 arba 1 sek. 1 galva 01000100)
SCT_data_transfer= 0000 D5 01 BF 4F C2 A0 B0
Semoga manfaat..
Salam Blogger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar